Pagi disini begitu penuh dengan embun,, masih syarat dengan kabut dan rasa dingin,, bukan dingin yang menusuk tapi dingin yang menyegarkan yang memaksa untuk bangun dari tidur lelap karena pagi disini akan membuat kita tak mau sedikitpun melewatkanya untuk kemudian beranjak siang,, paksaan yang berbeda dengan pagi yang ada di ibukota,, yang slalu memaksa untuk sebuah rutinitas.
Keajaiban terjadi saat subuh disini,, entah mengapa tanpa perlu jam beker ataupun teriakan membangunkan, mata terbuka & hilang semua kantuk yang menggelayuti,, seolah malaikat membangunkanku,, lalu begitu keluar rumah dihadapan hanya terbentang warna hijau dan begitu begitu banyak udara bersih dan sehat yang seolah tak ingin henti-hentinya kau hirup,, merasuk ke rongga dada yang sempat sesak terpolusi racun udara ibukota,, dingin yang menyegarkan mulai agak hangat karena mentari telah muncul,, ya mentari disini jelas terlihat tak tertutupi oleh tembok-tembok tinggi, tak lama satu persatu ayam mulai berkokok bersautan,, tak ada suara motor, mobil, klakson atau bahkan suara radio-radio yang sengaja disetel kencang-kencang seolah saling bersaing, paling-paling hanya suara burung-burung kecil yang berkicau,, dikejauhan anjing tetangga menggonggong menyertai tuan-tuan kecil mereka yang berangkat sekolah,, ditambah dengan lonceng yang dibunyikan dari gereja yang tak jauh dari rumahku…. Harmoni pagi yang sempurna bagiku….. apalagi bunda tercinta telah menyiapkan segelas teh hangat dan sebungkus gethuk yang terbalut daun…hhaha terimakasih mamaku tersayang,, tak lama kemudian aku akan pergi mandi dengan air yang terasa bbrrr… dingin,, sebuah rutinitas sepele yang dulu kujalani sewaktu sekolah,, tapi sangat kurindukan..
Ada kebiasan di pagi hari disini pada saat hari libur, yaitu warganya beramai-ramai pergi mandi atau hanya sekedar main air di pantainya dan pantai yang dekat rumahku bernama pantai bondo,, tak ada yang istimewa,, terlebih bagi warga disini, jalanan menuju pantai itu hanyalah jalanan aspal yang sudah berlubang,, bahkan begitu memasuki kawasan pantai itu jalanan hanya berupa tanah berbatu,, tapi sepanjang jalan menuju pantai, kita akan diiringi oleh sawah hijau kemuning di samping kanan kiri, terlebih jika musim panas tiba,, sesampai di bondo kita hanya akan menemukan sebuah pantai biasa tapi dengan pasir yang masih putih dan langit biru yang sama yang bisa kau temukan seperti di Bali tapi dengan deburan ombak yang sangat tenang, serta angin semilir yang membawa bau khas,, bau khas yang biasa kau cium saat berada di pantai,, agak amis tapi tak akan mengganggu penciumanmu.
Menjelang siang masyarakat disini bisa dikatakan hanya terbagi dalam beberapa profesi, yang paling banyak adalah pelajar, lalu sesuai dengan sebutanya yaitu Kota Ukir maka profesi terbanyak selanjutnya adalah tukang kayu, mebelan, tukang amplas lalu kemudian PNS dan sisanya adalah petani serta nelayan,, tapi jam kerja disini sama seperti hari libur di ibukota bahkan jalan-jalan sangat lengang, bersih dan luas,, mungkin jalanan hanya ramai disaat ada konser di alun-alun kota..
Siang disini sangatlah terik terutama di musim panas... teriknya bisa menghitamkan kulit,, wajar mengingat kota ini terletak di pinggir pantai seperti rumahku yang juga tak begitu jauh dari pantai,, hingga seringkali hembusan angin laut terasa sampai disini dan tak jarang pohon kelapa dimana-mana.
Yang membahagiakan adalah dari pergantian siang menuju sore, aku bisa merasa sangat damai hanya dengan duduk di kursi malas yang ada di pelataran rumahku dan memandangi semua yang terhampar bebas di hadapanya,, tak ada yang special… hanya halaman luas yang ditumbuhi rerumputan hijau dan di akhiri dengan pagar kawat yang didepanya ditumbuhi kebun bambu milik tetangga,, halamanku yang luas itu ditumbuhi pohon-pohon besar seperi pohon jambu, mangga, rambutan, pisang dll dan dengan bebas dimanfaatkan oleh ayam tetangga untuk mencari makan dan bermain-main sampai sore,, juga sebagai tempat bagi anjing tetangga untuk bermalas-malasan,, rasanya aku tak ingin beranjak apalagi dari kursiku aku juga bisa memandang langit luas yang amat biru dihiasi awan putih yang bergumpal-gumpal pun juga angin yang semilir yang berulang kali menerpa, menimbulkan suara gemerisik daun-daunan yang disertai bunyi hewan ternak dikejauhan,, jika sudah waktunya maka akan terdengar pula sayup-sayup suara adzan..
Jika sore telah tiba para tukang amplas tlah kembali pulang,, ayam-ayam, kambing, sapi dan kerbau kembali ke kandang, anak-anak sekolah pun tlah pulang dan bermain di halaman-halaman rumah,, matahari perlahan mulai turun dan sinar-sinarnya menerobos dari pepohonan tinggi,, langit berubah warna menjadi orange dengan begitu indahnya,, terlebih di laut yang menampakan dengan jelas tenggelamnya sang surya… Subhanallah
Beranjak malam perbedaan waktu disini menyebabkan waktu sholat magrib cepat tiba, dalam sekejap langit menjadi gelap dan anehnya ada banyak bintang yang dengan jelas bermunculan lalu ada sebuah bulan yang sangat jelas bersinar benderang,, hal yang aneh karena seringnya aku hanya melihat langit malam yang berwarna terang aneh tanpa ada bintang dan bulan,, hmmm…. Pemandangan langit yang sangat kurindukan, yang hanya bisa kulihat di kampungku dan disaat aku berada di puncak-puncak gunung saja.
Diluar rumah pemandangan hanya gelap gulita, sedikit temaram dengan satu dua lampu pagar yang dipasang berjauhan, walau jam baru menunjukan pukul tujuh tapi suasana seakan tengah malam sunyi dan sepi hanya ada suara jangkrik kadang anjing menggonggong di kejauhan dan satu atau dua motor lewat di depan rumah, selebihnya hanya sepi, suasana malam yang aku butuhkan di keseharianku,, malam-malam disini hanya seperti itu dan akan berbeda jika ada orang yang hajatan,, sang tuan rumah akan mengadakan orkes dangdut sebagai hiburanya dan para pemuda pemudi desa yang dibayar untuk menjadi pelayan tamu di acaranya atau disebut Sinoman.
Saat malam udara terasa berbeda dengan siang hari, walaupun di tepi pantai tapi dinginya seperti di kaki gunung, tak akan sampai membuatmu menggigil,, mungkin kata yang tepat adalah adem lalu nyaman akan menyelimutimu semalaman hingga kau bangun di pagi hari untuk kemudian menghirup udara pagi lagi,, tidurmu akan nyenyak dan cukup dan disini tersedia begitu banyak udara bersih yang setiap kali kau menghirupnya seolah-olah kau ingin menghirupnya lagi dan lagi seakan mebuat tabung penyimpanan udara didadamu. Walaupun disini adalah daerah pantai tapi tak begitu jauh dari gunung, meskipun rata-rata ketinggianya tak lebihi dari 2000 m dan di atas gunung sana banyak sungai-sungai dan air terjun yang airnya bisa langsung diminum lalu dari atas sana mengalir ke bawah ke tanah-tanah penduduk yang mereka gunakan lewat sumur,, benar-benar air murni yang segar dan layak dikonsumsi, kesegaranya berbeda dengan air galon yang biasa kuminum. Kehidupan sederhana di rumah yang amat sempurna bagiku. Kesempurnaan yang sesaat lagi akan kutinggalkan mungkin untuk selamanya. Betapapun jauhnya aku pergi dari tempat ini,, betapapun menyenangkanya di tempat lain dan betapapun mewah serta lengkapnya tempatku merantau tetap saja hati dan jiwaku ada disini dan slalu ingin kembali kesini.
Karena aku lahir di tempat ini,, di kota kecil ini ditempat yang sama pahlawan R.A. Kartini tumbuh dan dibesarkan yaitu kota Jepara… kotaku tercinta, tempat lahir beta dibuai dibesarkan bunda dan jauh dilubuk hatiku terdalam berharap semoga jadi tempat berlindung di hari tua. Jiwaku tlah tertanam di bumi putera ini,, entah kecintaan macam apa ini ???
Manusia-manusia disini sangat ramah, sangat perduli dengan sesama & lingkungan... sangat sayang dengan keturunan-keturunan mereka,,
Aku tak butuh segala kemewahan dan kelengkapan di perantauan,, aku tak butuh segala keindahan dan kenikmatan semu yang menggiurkan disana.... semua hanya palsu dan penyesatan atas dosa-dosa yang ditawarkan setan,, yang aku mau hanya ketenangan dan kedamaian jiwa, serta pemikiran-pemikiran tulus dari lingkungan tempatku hidup dan tumbuh.. seperti yang kudapatkan disini,, di kotaku,, kampungku,, desaku.....